Begini Caranya Supaya Kamu Bisa Pensiun Jadi Penunda-Nunda Tingkat Kronis

Tiap dari kita memiliki hak yang sama besarnya untuk memutuskan apa yang akan kita lakukan dengan waktu yang ada. Ironisnya di tengah kesibukan kita menikmati hidup, tampaknya mudah bagi kita melupakan fakta penting tentang waktu: waktu itu terbatas. Ketika menghadapi kesulitan atau kebosanan dalam pekerjaan, pasti kita seringkali menggunakan ‘besok’ sebagai alasan untuk bisa berhenti sejenak hari ini.
Padahal apakah kamu akan benar-benar punya hari esok itu bukan keputusanmu. Yang sepenuhnya bisa kamu kendalikan adalah keputusanmu untuk tidak menunda-nunda, lalu berusaha menyelesaikan pekerjaan selagi kamu memiliki waktumu sekarang. Jadi kali ini saya akan berbagi siasat mental untuk menyingkirkan kebiasaan burukmu menunda pekerjaan yang selama ini hanya membuang waktumu yang terbatas secara percuma.

Mengetahui Asal-Muasal Kebiasaanmu Untuk Menunda Pekerjaan Bisa Mendekatkanmu Dengan Jawaban Untuk Menyingkirannya

pensive woman biting lips
“Kenapa ya aku menikmati kebiasaan buruk ini?” via womenwantme.com
Pertama-tama cari tahu alasan sebenarnya mengapa kamu tidak bisa lepas dari ‘kenikmatan’ menunda pekerjaan. Jika tidak memberikan ‘kenikmatan sesaat’, tidak mungkin ‘kan jadi kebiasaan? Bisa jadi ternyata kamu ‘menikmati’ adrenalin lebih dalam sistem kebut semalam. Jadi kamu terbiasa mengandalkan ‘the power of’ kepepet untuk menyelesaikan tugas yang sebenarnya sudah diberikan seminggu yang lalu.
Dengan menemukan alasan tersebut, kamu bisa mulai memanipulasi otakmu untuk berpikir sebaliknya. Misalkan jika memang adrenalin kepepet yang mampu mendorongmu menyelesaikan tugas, biasakanlah dirimu menentukan deadline palsu dua atau tiga hari sebelum deadline-mu sebenarnya. Atau jadwalkan acara seperti jalan-jalan dengan temanmu pada deadline-mu yang sebenarnya, jadi mau tidak mau kamu harus selesai mengerjakannya sebelum itu.


Buatlah Prioritas, Sebagai Peta Untuk Membawamu ke Jalan yang Produktif Setiap Kali Kamu Tersesat Karena Ingin Menunda

map-man-low
Jadi panduan kala tersesat via www.inspiredandfree.me
Jangan pernah memulai harimu tanpa tahu apa-apa saja yang harus kamu kerjakan hari itu. Kekosongan perencanaan di kepalamu tersebut akan gampang sekali diambil alih oleh kemalasan atau kebosanan yang akhirnya selalu menggodamu untuk berhenti sejenak. Maka dari itu penting artinya untuk memiliki prioritas sebagai pedoman yang dapat selalu mengingatkanmu akan kewajiban yang belum terselesaikan hari ini.
Jika tahu betul beban dan banyaknya tugas yang harus dilakukan hari ini, kamu pasti akan berpikir dua kali untuk menunda tugas-tugasmu. Disamping itu keberhasilan menyelesaikan satu tugas juga akan mampu meningkatkan rasa percaya dirimu untuk menyelesaikan tugas selanjutnya dalam daftar prioritasmu hari ini.


Jangan Buat Perencanaan Muluk-Muluk yang (Kamu Tahu) Tak Mungkin Kamu Selesaikan dalam Sehari

bigstock-Beautiful-woman-carrying-a-sui-30688583
Keberatan, bisa jadi malah gagal semua via pushbackthedark.com
Menetapkan target untuk menyelesaikan berbagai hal memang bagus, tapi yang lebih penting lagi adalah untuk membuat target yang realistis. Jangan membuat prioritas harian yang terlalu muluk-muluk hanya karena kamu ingin menyelesaikan banyak hal. Pekerjaan rumit yang memang tidak mungkin diselesaikan dalam satu hari, harus pintar-pintar kamu bagi jadi berbagai tugas kecil sepanjang minggu.
Kegembiraan kecil menyelesaikan sesuatu memang penting untuk menghindari keinginan menunda pekerjaan yang disebabkan oleh frustrasi berkepanjangan karena tugas tak kunjung selesai. Maka dari itu pastikan tiap harinya kamu memiliki target yang sekiranya bisa dan wajib kamu raih. Dengan begitu, kamu tidak akan mengakhiri harimu dengan kegagalan.


Kunci Waktu Tertentu Untuk Tiap Pekerjaan Sehingga Kamu Bisa Fokus Penuh Menyelesaikannya

19acmj4h4qekxjpg
Kunci waktu khusus untuk tiap pekerjaan via i.kinja-img.com
Alokasikan waktu khusus untuk tiap tugas yang kamu miliki hari itu. Jadwal khusus itu tidak hanya mengatur kapan kamu memulai tapi yang lebih penting lagi adalah kapan kamu seharusnya selesai mengerjakannya. Jadi usahakan kamu bisa mengesampingkan hal-hal lain dan mengunci waktu khusus untuk berkonsentrasi pada satu pekerjaan.
Mengetahui bahwa harimu sudah terbagi secara strategis, kamu akan mengerti bahwa menunda satu pekerjaan artinya akan menunda dan menggeser mundur semua rencana yang kamu miliki hari itu. Dengan begitu, kamu pasti akan lebih malas untuk bermalas-malasan. Supaya lebih tidak malas lagi, kamu bisa secara strategis menempatkan tugas-tugas berat di pagi hari ketika kondisimu masih prima dan hal-hal kecil yang masih mampu kamu lakukan di saat letih pada sore hari.


Selalu Sempatkan Waktu Untuk Mencuri Start, Sehingga Kamu Punya Waktu Lebih Untuk Benar-Benar Menyelesaikan Pekerjaanmu

wpid-Featured_Picture82-1024x682
Curi-curi start via www.imcreator.com
Waktu untuk mempersiapkan bahan yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugasmu atau hanya sekedar persiapan mental berputar-putar di kursi sambil menunggu air panas untuk kopimu mendidih, justru seringkali menyita lebih banyak waktu dari yang kamu kira. Lebih parah lagi bagi orang yang sudah terbiasa menunda-nunda pekerjaan, fase persiapan diri tersebut juga seringkali disalahgunakan sebagai alasan untuk tidak segera mengambil langkah pertama untuk memulai.
Jadi pastikan kamu menyempatkan diri untuk bersiap-siap terlebih dahulu di luar waktu yang telah kamu alokasikan untuk tugasmu. Dengan begitu, kamu tidak kebingungan ketika hendak memulai dan waktumu akan berjalan secara lebih optimal.


Bangun Waktu Produktifmu Secara Perlahan dan Konsisten

Coloured-Building-Blocks
Perlahan tapi pasti via www.tokyokinder.com
Jika kamu dihadapkan dengan tugas berat dan panjang seperti menyusun skripsi, pasti akan sulit untuk tetap konsisten mengerjakannya. Dalam menghadapi tugas seperti itu, cara paling efektif untuk mencegah perasaan ingin terus menunda adalah dengan membangun ritual atau kebiasaan untuk mengerjakannya secara rutin walaupun hanya 5 menit tiap hari.
Buka dan kerjakan skripsimu untuk 5 menit saja hari ini, tidak terlalu berat kan? Dengan mempraktikkan contoh tersebut, kamu akan mmendapatkan kepercayaan diri untuk mengerjakan skripsi tersebut 5 menit lagi di esok hari. Usahakan ubah 5 menit itu jadi 10, 15, sampai hitungan jam jika kamu sudah terbiasa. Membangun waktu produktifmu secara perlahan akan memudahkanmu mengerjakan tugas yang pada awalnya terlihat sangat berat sampai membuatmu patah arang. Jika sedikit demi sedikit dapat melihat jalan terang menuju penyelesaiannya, kamu pasti akan lebih termotivasi untuk memulai lagi esok hari.


Minimalisir Godaanmu Untuk Selalu Mengambil Rehat 5 Menit

o-WOMAN-IN-HEADPHONES-IN-OFFICE-facebook
Ciptakan zona bebas gangguan via i.huffpost.com
Bagi kamu yang sudah terbiasa menunda pekerjaan, kamu akan dapat menemukan godaan dari apapun yang ada di sekitarmu. Melihat teman-teman kantormu yang sedang asyik mengobrol di pantry seakan-akan jadi undangan untuk kamu bergabung, padahal pekerjaanmu masih menumpuk. Notifikasi-notifikasi medsos yang terus berbunyi atau bergetar sepanjang hari pun jadi candu yang selalu berhasil mengalihkan perhatianmu dari tugas yang sedang kamu kerjakan.
Matikan notifikasi medsosmu atau sembunyikan hp dari pandangan selama kamu fokus mengerjakan tugas tersebut. Kamu juga bisa mendengarkan musik melalui headseat untuk menghadang godaan luar yang tidak bisa kamu kontrol. Menurut Scientific Reports di sini, mendengarkan musik kesukaanmu terbukti mampu meningkatkan tingkat konsentrasi. Jadi buatlah playlist yang berisi musik-musik favoritmu yang sudah kamu hapal di luar kepala, bukan lagu baru yang justru bakal membuat tergoda googling lirik atau penyanyinya. Buatlah playlist panjang sesuai alokasi waktumu mengerjakan tugas tersebut, jadi fokusmu akan lebih penuh.


Tapi Jangan Pernah Lupa Faedah Mengistirahatkan Badanmu di Penghujung Hari

Sesibuk apapun sempatkan tidur via mashable.com
Walaupun mengambil rehat 5 menit secara terus-terusan bisa berakibat fatal pada produktivitasmu, tak mengistirahatkan badan juga akan berakibat sama buruknya. Berusaha sekuat mungkin untuk menyelesaikan satu pekerjaan tidak berarti kamu harus mengorbankan waktu istirahat di malam hari. Justru gunakan waktu istirahatmu sebagai deadline terakhirmu tiap hari. Deadline yang jika dilanggar berarti kamu akan kekurangan waktu untuk meremajakan badan dan pikiranmu sehingga paginya kamu akan bangun tidak dalam kondisi prima.
Kekurangan energi yang dibutuhkan di pagi hari juga akan sangat mempengaruhi kemampuanmu fokus mengerjakan tugasmu hari selanjutnya. Maka dari itu siklus kekurangan tidur ini bisa mematikan produktivitasmu. Jadi pastikan sebanyak apapun tugas yang sedang kamu hadapi, kamu tetap kapan waktu untuk berhenti dan mengistirahatkan badanmu di malam hari.


Membayangkan Bagaimana Indahnya Hidupmu Setelah Pekerjaan Selesai Juga Akan Membuat Api Semangatmu Menyala

happy-worker
Leganya kalau sudah selesai via ugleepen.files.wordpress.com
Satu strategi mental yang harus sering kamu latih untuk memerangi kebiasaan burukmu menunda pekerjaan adalah dengan selalu memiliki bayangan akhir ketika kamu sudah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Bayangkan kelegaan dan sensasi rasa bebas yang bisa kamu dapatkan dengan mencontreng satu lagi tugas dalam daftar prioritasmu hari ini. Kamu juga bisa kembali mengecek notifikasi-notifikasi medsos-mu dan melanjutkan obrolan dengan rekan kerjamu.
Bayangan indah itu jauh akan lebih membantumu fokus dibandingkan terjembab dalam kegalauan menghadapi berbagai kesulitan dalam tugasmu. Dengan membayangkan hasil akhirnya, kamu juga secara tidak sadar sedang mereka-reka jalan atau strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut.


Kalau Komitmenmu Pada Diri Sendiri Kurang Kuat Membendung Kemalasanmu, Manfaatkan Juga Orang-Orang Terdekatmu Sebagai Alarm Tambahan

02
Kuatkan komitmenmu via www.devmyday.com
Kalau kamu merasa permainan pikiran dan upayamu sendiri masih kurang membendung kebiasaan burukmu ini, ‘pekerjaankan’ lah orang lain di sekitarmu untuk mengingatkanmu agar tidak bermalas-malasan dan menunda pekerjaan. Tiap pagi kamu bisa memberitahu pacar atau ibumu segala prioritas yang harus kamu selesaikan hari ini.
Mereka yang ingin kamu berhasil pasti juga akan dengan senang hati mengingatkanmu sepanjang hari. Berbagi komitmenmu dengan orang lain akan membuat komitmen tersebut semakin kuat. Karena sejatinya jika menemui kegagalan, kamu tidak lagi hanya mengecewakan dirimu sendiri tapi juga orang yang mengetahui komitmenmu tersebut.


Rancanglah Kado Kecil Untuk Dirimu Sendiri Sebagai Inspirasi Tambahan yang Mendorongmu Bergegas Menyelesaikan Pekerjaan

ef9dca9401db3b40_woman-eating-cupcake.jpg.xxxlarge_2x
Kado kecil untuk membuat lebih semangat menyelesaikan tugasmu via media1.onsugar.com
Jika bayangan di kepalamu tentang betapa indahnya dunia setelah pekerjaanmu selesai tidak cukup menginspirasimu, tidak ada salahnya benar-benar berencana membeli barang yang kamu inginkan sebagai penghargaan kecil atas keberhasilanmu. Hadiahi dirimu dengan tiket untuk menonton film terbaru di bioskop ketika kamu berhasil menyelesaikan segala kewajibanmu lebih awal. Atau memakan kue favoritmu yang sudah lama kamu hindari karena sedang diet di penghujung hari ketika kamu sudah selesai.
Jika tidak bisa melihat garis akhir, kamu tidak akan tahu kemana harus melangkah. Namun jika tahu hadiah manis yang ada di ujung jalan, kamu pasti akan lebih bergegas berlari mencapai titik itu.

7 Hal Yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Bilang “Cinta Tak Harus Memiliki”

Setiap orang pasti pernah merasakan cinta. Cinta dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah cinta kepada lawan jenis, yang seringkali bikin kita galau seharian. Dari cerita cinta yang mulus-mulus saja sampai cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Dalam urusan cinta, terkadang beberapa orang beranggapan bahwa “Cinta tidaklah harus memiliki.” Benarkah seperti itu? Bukankah cinta itu akan tumbuh berkembang ketika kita sudah memilikinya? Lalu, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi cinta?


1. Cinta Selalu Datang Sepaket Dengan Keinginan Untuk Menjaga. Lalu Apa Yang Kamu Jaga Kalau Kamu Tidak Memilikinya?

Lalu apa yang akan kamu jaga?
Lalu apa yang akan kamu jaga? via www.freehdwall.net
Rasa ingin menjaga adalah turunan dari rasa sayang dan cinta pada seseorang. Saat kamu mencintai seseorang, harapan atas kebaikan dirinya terus berdatangan. Kamu berharap dia hidup tenang, makan kenyang, hingga menginginkan agar dia setia dan tidak berpaling ke lain hati. Pertanyaannya, bagaimana jika kamu tidak bisa memiliki orang yang kamu sayangi itu?
Kalau kamu tidak  memilikinya, lantas apa yang akan kamu jaga? Bagaimana kamu memperhatikan keadaanya ketika kamu tidak punya hak apa-apa padanya?
Saat ternyata situasi berubah, dia jatuh cinta pada yang lain, kamu ditinggalkan, lantas kamu tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Bisa saja terjadi ‘kan? Lalu bagaimana kamu bisa menjaga hal yang itu tidak kamu miliki? Ibaratnya, bagaimana kamu akan menjaga perhiasan idamanmu, sedangkan kamu tidak berusaha untuk memilikinya dengan membelinya di toko? Imposible. Dengan memilikinya, kamu bisa menjaganya dengan lebih baik. Dengan memilikinya, kamu bisa menjaga cinta agar untuk tumbuh berkembang dengan indah.


2.  Cinta Itu Ada Untuk Menentramkan Jiwa. Pertanyaannya, Ketika Cinta Itu Tidak Kita Miliki, Apakah Hatimu Akan Tentram?

Cinta untuk menentramkan jiwa
Cinta sebenarnya ada untuk menentramkan jiwa via imgarcade.com
Pada hakikatnya, cinta dan komitmen ada untuk menenteramkam jiwa. Dengan memiliki seseorang yang selalu bisa diandalkan kamu tidak lagi perlu takut sendirian. Selalu ada orang yang bisa diajak berbincang pun dimintai pendapatnya dalam setiap kesempatan. Mengetahui ada seseorang yang selalu setia di sisi memang menenangkan hati.
Keadaan berbeda terjadi ketika kamu merasa bahwa cinta tidak harus dimiliki. Tidak memiliki cinta berarti kamu membebaskan dia untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Tak ada kewajiban untuk saling mejaga hati dan saling memperhatikan. Buat apa? Toh masing-masing dari kalian sama-sama tidak punya ikatan yang melekatkan.
Merasa cinta tidak harus dimiliki menuntut keberanian tinggi untuk rela berbesar hati — saat melihat orang yang kamu sayangi sepenuh hati memperhatikan orang lain, mengikhlaskan perhatianmu tidak mendapatkan tanggapan sesuai harapan. Sesabar apakah dirimu hingga bisa berlaku seperti ini? Cukup lapangkah hatimu hingga mampu terus meredam kekhawatiran dan rasa takut kehilangan?
Jika sudah begini, apa yang dicari dari sebuah cinta — jika ketenangan dan kenyamanan darinya saja sudah tak ada.


3. Mencintai Apa Yang Tidak Kamu Miliki Terkadang Membuatmu Hanya Fokus Pada Angan Yang Tidak Ada Habisnya.

Kamu menunggu perempuan datang padamu, mas?
Kamu menunggu perempuan datang padamu, mas? via www.forwallpaper.com
Selama ini kamu hanya mencintainya sendirian? Kamu hanya diam dan menunggu dia datang? Lantas kamu lebih sering berlindung pada kata-kata tidak semua cinta harus memiliki. Mungkin itu bukan cinta, tapi kebanyakan ngarep. Kamu selalu dihantui angan-angan, berharap untuk selalu memilikinya, tapi kamu tidak pernah memperjuangankan apa-apa.
Ibaratnya kamu hanya melihat sesuatu yang kamu idamkan di etalase, sedangkan kamu hanya melintasinya tanpa pernah menanyakanya apakah perhiasan itu dijual? Harganya berapa? Boleh dibeli atau tidak? Kalau kamu benar-benar cinta, berarti kamu bukan hanya suka melihat, tapi juga ingin menjaga, memperhatian, merawat, dan semua itu memang butuh pengorbanan.
Meyakini bahwa cinta tidak harus dimiliki sepatutnya membuatmu bertanya:
Apakah ini benar-benar cinta? Atau sekadar angan-angan yang enggan diperjuangkan saja? 


4. Ungkapan “Kalau Jodoh Memang Tidak Akan Kemana” Seharusnya Bukan Jadi Pembenaran Untukmu yang Malas Berusaha

Kutunggu jandamu saja
Kutunggu jandamu saja, tidak apa-apa. via thisloveofyours.com
Konsep jodoh tidak akan kemana sebenarnya memberikan kita harapan bahwa di luar sana ada 1 manusia yang memang tertakdirkan untuk kita. Tapi keyakinan macam ini harusnya tidak lantas membuat kita merasa sah untuk diam saja tanpa melakukan apa-apa. Memang benar, jodoh tidak akan kemana-mana. Tapi bukan berarti juga kita hanya berdiam diri di rumah tanpa melihat dunia, mencoba mendapatkan jodoh kita dengan membuka hati kita pada orang lain.
Konsep “jodoh tidak akan kemana” seharusnya membuatmu lebih giat berusaha. Bukannya berlindung di balik keyakinan bahwa dia akan datang tanpa perlu banyak usaha di baliknya. Percaya bahwa orang yang tepat pasti datang itu boleh-boleh saja. Hanya, jangan gunakan konsep ini sebagai pembenaran untuk tidak mengusahakan cinta yang sudah menggelora di dada.



5. Kamu Bahagia Melihat Dia Bahagia Dengan Orang Lain. Yakin? Ini Pembelaan Atau Menyerah Pada Keadaan?

kamu cemburu? merasa kehilangan?
Yakin kamu bahagia melihat dia bahagia dengan oranglain? via www.divineglowinghealth.com
Saat kamu mencintai seseorang namun tidak memperjuangkannya, lantas dia mungkin saja akan bersama dengan orang lain. Tameng yang selalu kamu lontarkan adalah
Aku bahagia melihat dia bahagia.” 
Mungkin benar ada beberapa orang yang bisa ikhlas. Mereka yang bener-benar punya hati lapang atau mereka yang cintanya hanya seujung kuku. Coba deh, jujur pada hatimu. Apakah kamu benar-benar tidak keberatan melihatnya menyelipkan jari di sela-sela genggaman orang lain? Tidakkah kamu ingin mendampinginya setiap waktu, melihatnya bercerita dan berbagi pengalaman bersama sepanjang waktu?
Ketika rasa tidak lagi ingin memiliki itu datang, bisa jadi kamu hanya sedang takut atau bahkan malas berjuang. Sehingga berusaha mencari pembenaran yang menenteramkan.


6. Kalau Kamu Berani Mencintai, Itu Artinya Kamu Harus Berani Memperjuangkannya Untuk Kamu Miliki

Berani mencintai, berani memperjuangkanya
Berani mencintai, berani memperjuangkanya via amandapatrice.com
Cinta itu adalah anugerah yang diberikan Tuhan agar kita merasakan ketentraman dari sesama manusia. Jika kamu merasa dia baik, cintamu juga baik, cinta kalian pantas untuk diwujudkan, apa salahnya untuk diperjuangkan? Kalau kamu pasrah-pasrah saja, ya sudah lebih baik kamu urungkan saja niatmu untuk mencintai seseorang.
Berlindung di balik rasa enggan berjuang justru bisa membuatmu tersiksa sendiri karena angan-angan yang tidak pernah selesai diwujudkan. Gak jarang kamu justru menuduh dia mempermainkan hatimu, si Pemberi Harapan Palsu, atau segala macam tuduhan lain. Daripada terjebak perasaan yang menyakitkan macam ini, mulai sekarang cobalah lebih berani.
Jika suka, tunjukkan!
Jika sayang, ungkapkan.
Kalau sudah siap, ajak dia serius.
Saat belum berani, maka ini tandanya kamu harus lebih giat memantaskan diri.


7. Saat Kamu Memang Tidak Bisa Memiliki Fisiknya — Setidaknya, Milikilah Dia Dalam Doamu.

Yakin?
Biarlah Tuhan yang menjaganya dalam doa via www.freehdwall.net
Ya, setiap apa yang ada di dunia ini memang tidaklah absen dari kehendak Tuhan. Lantas, kita selalu berdiam diri dan bilang, “Biarlah Tuhan yang menjaganya dalam doa.”  Ini tentu tidak ada salahnya. Sah-sah saja jika kamu menitipkannya pada perlindungan paling baik yang bisa diberikan oleh Sang Pencipta.
Tapi ingat, Tuhan juga menyuruh kita untuk berusaha. Usaha yang bisa kamu lakukan adalah memantaskan diri. Serta tak lupa terus membawa dia dalam setiap doa yang kamu panjatkan padaNya. Jika memang kamu belum bisa memiliki fisik dan hatinya dengan nyata, paling tidak kamu mengupayakan ia lewat doa….

Nah, masih berdiam diri untuk menutup diri dan berpedoman pada cinta tidak harus memiliki? Barangkali cintamu hanyalah sebesar remah-remah roti yang sebentar hilang terbawa angin. Kalau kamu benar-benar mencintai, itu berarti kamu harus berani memperjuangkan untuk memilikinya. Kalau ternyata setelah kamu berusaha, kamu masih saja tidak memilikinya, itu artinya dia bukan pasangan yang tepat untukmu. Dan pasti akan ada orang yang pas untuk menyeimbangi cintamu itu.
Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone deeply gives you courage. (Lao Tzu)