Saya tidak sampai hati waktu menerima pemberian wanita tua itu. Memang dari segi penampilan ia nampak seperti seorang pemulung. Jalannya agak sedikit terseok seok saat menyalami saya di depan pintu gereja. Namun dari senyumnya, aku melihat ada hati yang penuh sukacita saat ia menyalami sambil mengatakan "saya ada sedikit berkat buat bapak pendeta." Tanpa melihat jumlah, saya lasung menyimpannya di saku celana sebelah kanan.
Tidak kusangka wanita itu telah memberikan uang yang banyak jumlahnya. Dan wanita itu memberikan sebuah pembelajaran yang luar biasa. Tangan yang memberi tidak selalu lahir kekayaan yang melimpah namun dari hati yang suka berbagi. Mereka yang gemar mengulurkan tangannya untuk memberkati sudah memahami untuk apa mereka memiliki. Diberkati untuk memberkati. Tidak heran jika wajahnya penuh dengan sukacita, karena mereka sudah menemukan betapa hebat kekuatan dari memberi. "Lebih berbahagia memberi dari pada menerima"
Benarlah kata teman saya "jangan menilai buku dari sampulnya". Tiba tiba aku teringat janda tua yang memberikan beberapa keping perak di sebuah tempat ibadah. Meskipun jumlahnya tidak seberapa dibandingkan dengan orang kaya, namun janda itu mendapat pujian dari Tuhan Yesus. Ia telah memberikan dari kekurangan, bukan dari kelebihannya. Memberi adalah masalah hati bukan harta.
Orang kaya yang sesungguhnya adalah mereka yang memiliki banyak ucapan syukur dan sedikit keinginan. Dari rasa syukur itulah muncul rasa kebih dan nikmat hidup. Hanyalah mereka yang sudah merasa lebih yang mampu berbagi. Selama manusia memupuk rasa kurang, mereka akan dikuasai dengan keserakahan. Kelompok inilah yang biasanya menghalalkan segala macam cara untuk mengumpulkan demi memenuhi rasa kurangnya.
Untuk berbagi tidak harus menunggu nanti. "Nanti kalau sudah banyak uangnya saya akan membantu pekerjaan Tuhan," atau "Nanti kalau sudah jadi orang kaya saya akan banyak beramal untuk sesama." Biasanya merka yang menunggu kaya untuk bisa berbagi, waktu jadi orang kaya tetap saja pelit dalam memberi. Belajarlah memberi sekarang juga, jangan nanti. Mulailah dengan sedikit dan jangan takut kekurangan gara gara memberi. Bukankah ada hukum Tuhan yang mengatakan:
"Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum." Amsal 11:24-26