Jika hidup ini dibaratkan sebagai sekolah, maka setiap hari pasti ada pembelajaran. Tidak heran jika ada orang bijak yang pernah berkata bahwa dalam hidup ini tidak ada kesalahan, yang ada hanyalah pembelajaran. Dalam sekolah kehidupan, pegalaman punya makna sebagi guru yang baik. Sama seperti di sekolah, selalu ada ujian kenaikan kelas, demikian juga dalam hidup, pasti akan menghadapi ujian kenaikan. Oleh karena itu jangan takut menghadapi ujian, karena maskud utama setiap ujian adalah untuk menaikan bukan menjatuhkan.
Ketika Yakobus mengatakan "Anggaplah sebagai kebahagiaan apabila kamu masuk dalam berbagai bagai pencobaan, kata yang dipakai adalah "trial" atau ujian bukan "temptation". Temptation atau pencobaan hanya dilakukan oleh iblis dengan tujuan untuk menjatuhkan. Yakobus juga mengatakan "Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata:"Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun"
Ujian datang untuk menyempurnakan kehidupan. Ibarat tempat pemurnian, emas harus melewati tungku pembakaran yang panas dan menghanguskan. Lihat saja apa kata mereka yang sudah melewati ujian kehidupan, mereka menjadi dewasa dan hidupnya penuh dengan hikmat. Hikmat itulah yang membuat orang bahagia. Mereka yang memiliki hikmat tidak akan pernah takut menghadapi kesulitan hidup.
Nabi Ayub menghadapi ujian kehidupan yang datang silih berganti. Mulai dari kehilangan harta benda, anak anak tercinta, hingga kehilangan kesehatan badannya. Tidak ada yang menyangka bahwa ia masih terus bertahan mempertahankan imannya. Bertahun tahun ia menghadapi kesulitan dengan ketabahan dan hasilnya memang luar biasa. Salah satu hasil pengalaman penderitaan itu disimpulkan dalam ucapannya: "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."
Kesulitan hidup dapat memurnikan pemahaman kita mengenai siapa Allah yang sebenarnya. Bisa dibilang, pergumulan memang bisa memberi pewahyuan, dan menambah hikmat. Untuk itulah Yakobus mengatakan "anggaplah sebagai kebahagiaan...." Jika kita tahu bahwa setiap ujian akan mendewasakan, maka sudah sepantasnya kita menyambutnya dengan sukacita bukan dengan airmata. Selamat menghadapi ujian kehidupan. Sebentar lagi pasti naik tingkat.